25 Des 2015 Punya Tabungan Rp. 15,000,000.00 buat NIKAH
25 Juli 2016 Punya Tabungan Rp. 10,000,000.00 buat BUKA BISNIS
25 Des 2016 Punya Tabungan Rp. 15,000,000.00 buat BELI MOTOR
25 Des 2017 Punya Tabungan Rp. 20,000,000.00 buat DP RUMAH
Agustus 2018 Mulai Bisnis di Bekasi buka Restoran / Tempat Makan
Des 2020 NIKAH
Agustus 2022 Punya 1 anak perempuan normal dan sehat jasmani rohani, cantik dan pintar serta berbakti sama aku dan Rajin Ibadah
Jan 2023 Meniti karir jadi manager / PNS di Kementerian / Aktuaris / Dosen / Kerja di Pertambangan Batu bara / Migas dengan gaji IDR 15,000,000 per bulan.
Des 2024 Berlibur ke Bali dan Luar negeri bersama putriku tercinta....
DIET HARI 1.
-. Olahraga Sit Up 20 x setelah bangun tidur
1. Pagi :minum 1 gelas air putih dan 1 gelas teh hijau
2. Siang : makan Sayur Wortel, Kol, Buncis, dan bawang tanpa garam dan telor dicampur plus pepaya
3. Malam : Sayur dan 2 gorengan tempe dipotong kecil-kecil.
-. Olahraga Sit Up 20 x Sebelum tidur.
DIET HARI 2.
-. Olahraga Loncat-loncat 20 x setelah bangun tidur
1. Pagi :minum 1 gelas air putih dan 1 gelas teh hijau
2. Siang : makan sayur sawi hijau dicampur dengan garam dan lada dan telur rebus potong kecil kecil dan pepaya dan timun
3. Malam : Pisang dan 2 gorengan tempe dipotong kecil-kecil.
-. Olahraga Loncat-loncat 20 x sebelum tidur
Merchandising merupakan salah satu bidang yang berperan dalam menentukan keunggulan bersaing dari retailer. Terdapat berbagai pengertian dari merchandising, namun definisi berikut ini diharapkan dapat mewakili berbagai definisi dari merchandising tersebut.
Merchandising berasal dari kata merchandise. Merchandise artinya barang yang diperdagangkan. Dengan demikian Merchandising dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengelolaan merchandise sehingga dalam distribusi merchandise tersebut tercapai 7T, yaitu :
1. Produk yang Tepat
2. Waktu yang Tepat
3. Tempat yang Tepat
4. Harga yang Tepat
5. Kuantitas yang Tepat
6. Kualitas yang Tepat
7. Dijual dengan cara yang Tepat
SMfr@nchise mengembangkan pendekatan merchandising berdasarkan konsep micromarketing. Pendekatan ini kami namakan Total Micro-Merchandising.
Perencanaan Total Micro-Merchandising dapat dirangkum dalam empat tahap, yaitu :
Tahap pertama dalam Perencanaan Total Micro-Merchandising adalah Assortment Planning untuk perusahaan secara nasional (keseluruhan). Assortment Planning didefinisikan sebagai proses perencanaan bauran produk (assortment) dengan mempertimbangkan karakteristik dan atribut produk seperti merek, bahan baku, model, rasa, warna, ukuran, pabrikan (pengarang-produsen-vendor), harga, feature dan sebagainya, sehingga bauran produk yang tersedia di toko sesuai kebutuhan dan keinginan customer.
Tahap ke-dua adalah Store Clustering. Store Clustering adalah proses pengelompokan toko kedalam kelompok toko yang memiliki karakteristik sejenis misalnya dalam hal volume penjualan, luas toko, tipe toko, lokasi toko, tipe customer, tingkat kompetisi, bauran traffic generator dsb. Store Clustering dibutuhkan karena tiap toko memiliki karakteristik trading area yang unik. Misalnya karakter trading area di Pluit Mall akan berbeda dengan karakter trading area di Blok M Plaza. Seringkali, karakter area yang berbeda membutuhkan assortment dan pendekatan merchandising yang berbeda.
Langkah berikutnya setelah kondisi trading area toko dianalisa adalah tahap Store Assortment Planning (SAP). SAP adalah perencanaan dan penentuan bauran produk yang akan dijual oleh satu toko atau cluster toko tertentu dengan tujuan mengoptimalkan sales dan profit toko. Terdapat dua aktivitas penting dalam SAP, yaitu Trading Area Survey dan Category Sales & Profit Analysis.
Langkah terakhir adalah Komunikasi Retail dan Audio-Visual Merchandising. Retail Communication merupakan seni dn ilmu bagaimana retailer mengkomunikasikan manfaat dari konsep yang ditawarkannya kepada konsumen. Salah satu bidang studi yang khas dalam komunikasi retail adalah komunikasi di dalam toko yang dikenal dengan Audio-Visual Merchandising (AVM). Audio-Visual Merchandising adalah seni dan ilmu penataan merchandise di dalam toko sehingga display mampu berkomunikasi dengan pelanggan, merangsang transaksi penjualan, menciptakan kemudahan dalam berbelanja dan mendukung image toko. Konsep utama dalam visual merchandising adalah AIDAS.
Globalisasi ternyata kembali menyadarkan banyak retailer global akan pentingnya memahami karakter lokal. Jika memang demikian mengapa retailer harus terpaku pada standarisasi dan keseragaman, jika hal tersebut terbukti tidak dikehendaki pasar (baca : pasar lokal - di trading area masing-masing toko).
Pada 1 September 1997 ANGGRA mendirikan Perusahaan “MANDIRI ABADI” yang bergerak dalam bidang jasa angkutan. Alat angkutan yang digunakan diperoleh dengan menyewa kepada perusahaan yang lain, demikian pula kantor dan garasi. Transaksi-transaksi berikut ini terjadi selama bulan September 1997.
1.Untuk memulai usahanya ANGGRA menyetor uang tunai sebesar Rp. 6.000.000
2.Perusahaan menarik pinjaman dari Bank BECEA sebesar Rp. 5.000.000
3.Perusahaan membeli bahan-bahan habis pakai (alat tulis, bensin, solar dan oli) dari “YORIMORI” secara kredit senilai Rp. 1.500.000.
4.Selama bulan September 1997, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang tunai dengan rincian sebagai berikut :
a)Membayar biaya sewa alat angkutRp. 3.000.000
b)Membayar Biaya Sewa Kantor dan GarasiRp. 1.100.000
c)Membayar Biaya Gaji KaryawanRp. 3.000.000
d)Membayar Biaya Macam-macamRp.900.000
e)Mengangsur Kredit Bank BECEARp. 1.000.000
f)Membayar Biaya Bunga BankRp.60.000
g)Membayar Hutang Kepada YORIMORI atas pembelian BHP (lihat transaksi Nomer 3)Rp.500.000
5.Perusahaan memperoleh uang tunai dari penjualan jasa angkutan selama bulan September 1997 sebesar Rp. 9.000.000
6.ANGGRA mengambil uang tunai sebanyak Rp. 300.000 untuk membayar SPP anaknya yang belajar di FE GUNADARMA
7.Pada akhir bulan September 1997, Bahan Habis Pakai dihitung dan ternyata masih tersisa Rp. 900.000.
Diminta :
Anda sebagai seorang calon Akuntan diminta untuk sesegera mungkin menyediakan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
1.Siapa sajakah pihak-pihak berkepentingan terhadap informasi yang anda buat ?
2.Informasi apa sajakah yang dapat anda sajikan bagi para pengguna tersebut ?
3.Langkah-langkah apakah yang harus anda lakukan dalam menyajikan informasi tersebut ? (Siklus Akuntansi)
4.Paparkan Laporan Keuangan yang bisa anda hasilkan beserta langkah-langkahnya !
Jawaban :
1.Para pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar yaitu :
a)Para pengguna yang berkepentingan langsung terhadap perusahaan : pemilik dan calon pemilik, kreditor dan calon kreditor, manajemen, karyawan dan calon karyawan dan pemerintah.
b)Para pengguna yang berkepentingan tidak langsung terhadap perusahaan : Analis dan konsultan keuangan, asosiasi dagang dan federasi buruh.
2.Akuntansi menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan. Informasi yang disajikan oleh akuntansi adalah informasi yang dianggap akan berguna didalam pengambilan keputusan ekonomi. Bentuk dari informasi akuntansi adalah laporan keuangan, yang merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi. Adapun Laporan keuangan yang dimaksud diantaranya adalah :
a)Neraca (Laporan posisi keuangan)
b)Laporan Laba rugi
c)Laporan Perubahan Modal
d)Laporan Aliran Kas
3.Langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk menyajikan informasi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat disebut sebagai Siklus Akuntansi, yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
b)Mencatat Bukti transaksi kedalam Buku Harian (Jurnal)
c)Memposting Jurnal kedalam Buku Besar
d)Menentukan saldo buku besar kedalam Neraca Saldo
e)Menyesuaikan Buku besar melalui Jurnal Penyesuaian
f)Menuangkan penyesuaian kedalam Neraca Saldo setelah Penyesuaian
g)Menyusun Laporan Keuangan
h)Menutup Buku Besar
4.Adapun paparan dari Siklus Akuntansi, sehingga terciptanya suatu informasi akuntansi yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut :
I. Mendokumentasikan Transaksi ke dalam Bukti Transaksi :
II. Mencatat Bukti Transaksi kedalam Buku Harian (Jurnal) :
Jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara urut waktu. Jurnal dirancang sedemikian rupa sehingga menampung transaksi beserta keterangan-keterangan dan kondisi-kondisi yang menyertainya.
Secara sederhana, jurnal transaksi-transaksi diatas dapat dipaparkan sebagai berikut :
Buku Besar (Ledger) merupakan buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan (Accounts). Rekening-rekening tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, utang, dan modal pemilik.
Secara sederhana, proses posting jurnal ke dalam buku besar dapat dilihat sebagai berikut :
KasModal, ANGGRA
9/976.000.000
9/975.000.000
9/979.000.000
Jml20.000.000
9/973.000.000
9/971.100.000
9/973.000.000
9/97900.000
9/971.000.000
9/9760.000
9/97500.000
9/97300.000
Jml9.860.000
So.10.140.000
Jml0
So.6.000.000
9/976.000.000
Jml6.000.000
Bahan Habis PakaiHutang Bank
9/971.500.000
Jml1.500.000
Jml0
So.1.500.000
9/971.000.000
Jml1.000.000
So.4.000.000
9/975.000.000
Jml5.000.000
Bi. Sewa Alat AngkutHutang Usaha
9/973.000.000
Jml3.000.000
Jml0
So.3.000.000
9/97500.000
Jml500.000
So.1.000.000
9/971.500.000
Jml1.500.000
Biaya Sewa KantorBiaya Gaji
9/971.100.000
Jml1.100.000
Jml0
So.1.100.000
9/973.000.000
Jml3.000.000
Jml0
So.3.000.000
Biaya Macam-macamBiaya Bunga Bank
9/97900.000
Jml900.000
Jml0
So.900.000
9/9760.000
Jml60.000
Jml0
So.60.000
Penjualan Jasa AngkutanPrive, ANGGRA
Jml0
So.9.000.000
9/979.000.000
Jml9.000.000
9/97300.000
Jml300.000
Jml0
So.300.000
IV. Menentukan Saldo Buku Besar kedalam Neraca Saldo
Neraca Saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo-saldo yang menyertainya. Adapun saldo rekening diambil dari angka saldo terakhir yang ada di setiap rekening.
Secara umum paparan dari Neraca Saldo adalah sebagai berikut :
PT. MANDIRI ABADI
NERACA SALDO
PER 30 September 1997
Keterangan
Debet
Kredit
Kas
Rp. 10.140.000
Bahan Habis Pakai
Rp.1.500.000
Hutang Usaha
Rp.1.000.000
Hutang Bank
Rp.4.000.000
Modal, ANGGRA
Rp.6.000.000
Prive, ANGGRA
Rp.300.000
Penjualan Jasa Angkutan
Rp.9.000.000
Biaya Sewa Alat Angkutan
Rp.3.000.000
Biaya Sewa Kantor
Rp.1.100.000
Biaya Gaji
Rp.3.000.000
Biaya Macam-Macam
Rp. 900.000
Biaya Bunga Bank
Rp.60.000
Jumlah
Rp. 20.000.000
Rp.20.000.000
V. Menyesuaikan Buku besar melalui Jurnal Penyesuaian
Proses penyesuaian merupakan prosedur untuk menyesuaikan rekening-rekening pada akhir periode yang belum menyajikan informasi yang terbaru. Pada dasarnya ada dua ragam penyesuaian, yaitu (1) penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah terjadi tetapi belum dicatat, dan (2) penyesuaian yang berkaitan dengan transaksi-transaksi yang sudah dicatat rekening, tetapi saldo rekeningnya masih harus diperbaiki untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Pada contoh kasus diatas, penyesuaian yang perlu dilakukan adalah Bahan Habis Pakai per 30 September 1997 adalah Rp. 900.000. Berarti Biaya Bahan Habis Pakai yang harus diakui adalah Rp. 600.000 (Rp. 1.500.000-Rp. 900.000). Sehingga jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah :
30/9/97
Biaya Bahan Habis Pakai
Bahan Habis Pakai
Rp.600.000
Rp.600.000
(Untuk mencatat penyesuaian terhadap Bahan Habis Pakai)
VI. Menuangkan penyesuaian kedalam Neraca Saldo setelah Penyesuaian